Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallalahu
‘alaihi wa sallam.
Para pembaca yang budiman…..
Untuk memberi motivasi kepada seseorang dapat melalui beberapa cara,
diantaranya dengan menyajikan kisah – kisah yang menarik dan juga bisa
menggugah semangat orang yang membacanya. Memang tujuan adanya kisah dalam
al-Qur’an adalah sebagai peringatan dan diambil pelajaran oleh para pembaca.
Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an:
'Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman'.( QS.YUSUF:111)
Dalam rubrik ini insya Allah kami akan menyajikan kisah – kisah yang dapat
menggugah semangat dalam menghafal al qur’an dan juga menjaga hafalannya.
Berikut ini adalah kisah dari ukhti ummu zayid :
Alhamdulillah sesuai dengan kemuliaan wajah-Nya dan keagungan-Nya, aku telah
khatam menghafal Al qur’an, berikut ini pengalamanku dan aku menghadiahkannya
untuk kalian.
Perlu diketahui bahwa sesungguhnya tujuan terbesar dalam hidupku adalah hafal
surat al baqoroh dan ali imron. Demi Allah, sekali kali kalian tidak akan
percaya bahwa sebenarnya aku orang yang tidak memiliki kesabaran untuk
menghafal al quran secara keseluruhan. Itu disebabkan karena aku menganggap hal
tersebut sebagai sesuatu yang mustahil dan sangat susah diwujudkan. Dan saat
itu, aku masih hidup dengan mempertahankan tujuan yang ingin aku wujudkan
sebelumnya, yaitu hafal surat al baqoroh dan ali imron, aku beranggapan bahwa
kedua surat itu adalah surat al quran yang paling sulit (untuk dihafal). Aku
juga beranggapan bahwa sepertinya sulit sekali untuk mempertahankan hafalan
tersebut dalam waktu lama. Subhanallah, tak terasa sudah 7 tahun aku
mempertahankan hafalan kedua sutat tersebut. Ketika tiba bulan Ramadhan, tiba-tiba
mengejutkanku bahwa ia akan beri’tikaf selama 15 hari terakhir Ramadhan di
masjidil Haram. Tentu kalian mengerti akan kesulitan yang kuhadapi, karena aku
ditinggal sendirian bersama anak-anakku
Ketika waktunya tiba dan suamiku pergi untuk beri’tikaf, akupun merasakan
pahitnya ditinggal sendirian ( bersama anak-anak ). Kemudian , aku
menengadahkan tanganku kepada Dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang. Lalu
aku berdoa kepadanya dengan doa orang yang tertimpa kesulitan, sedang air
matapun mengalir deras membasahi pipiku, “wahai Rabbku, Engkau Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, curahkanlah kepadaku rezeki berupa teman – teman yang
sholihah, yang lebih baik dariku. Sehingga, aku bisa meneladani mereka. Ya
Allah, berikanlah untukku sebaik – baik teman.”
Sungguh,dalam waktu singkat do’aku dikabulkan oleh Rabb yang maha pengasih.
Ketika aku duduk di depan computer sambil mengakses internet guna mencari situs
yang berisikan informasi tentang keajaiban al-Qur’an al-karim,tiba-tiba mataku
tertuju pada situs akademipenghafal Al-Qur’an. Sebelumnya,aku tidak tahu bahwa
masuknya aku ke dalam komunitas situs ini adalah pertanda terkabulnya doaku.
Aku pun masuk dalam komunitas situs ini dalam keadaan terharu.
Demi Allah yang tiada ilah kecuali Dia, aku sign out(keluar) dari situs ini
dalam keadaan tidak seperti keadaan aku sign in (masuk).keadaan ini belum
pernah aku impikan sebelumnya. Setelah itu, pikiranku tertuju untuk beritkaf
selama 10 hari terakhir ramadhon dalam rangka menghafal alqur’an sejak pertama
aku beritikaf, aku merasa kagum dengan para akhwat yang turut beritikaf
denganku. Demi Allah, mereka adalah sebaik-baik saudari dijalan Allah mereka
menceritakan pengalaman-pengalaman mereka dalam menghafal al qur’an.
Setelah mendengar cerita mereka, kubayangkan seakan – akan aku bagaikan makhluk
dari planet lain (di tengah – tengah mereka). Masuk akalkah bahwa di antara
mereka ada yang hafal al qur’an hanya dalam waktu 3 hari? Padahal, selama 7
tahunaku tidak memiliki hafalan kecuali hanya 2 surat.
Aku bertawakkal kepada Dzat yang maha hidup kekal lagi terus menerus mengurusi
makhluk-Nya, atas karunia-Nya yang melimpah. Aku mengambil keputusan untuk
beriktikaf dalam menghafal al qur’an. Karena sesungguhnya, inilah amalan
terbaik di bulan Ramadhan. Aku pun berujar, “sungguh, Ramadhan kali ini akan
berbeda (dengan Ramadhan sebelumnya), dengan izin Allah.”
Kuambil secarik kertas, lalu kutulis di dalamnya keuntungan – keuntungan yang
akan kuperoleh dari menghafal al qur’an, berupa nikmat dan kebaikan yang besar,
baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula dengan nikmat yng lebih besar
daripada keduanya, yaitu keridhoan Allah kepadaku.
Dengan izin Allah, (saat itu) dalam waktu yang tidak lama lagi aku akan
bergabung dengan mereka, sebaik-baik umat ini. Sebagaimana sabda Rosulullah ﷺ
yang artinya :
“Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang mempelajari al qur’an
dan mengajarkannya”
Saat itu, aku berkhayal seakan-akan aku bersama para nabi, shiddiqin, syuhada’,
dan orang-orang sholih. Dan mereka itulah teman yang paling baik. Kemudian aku
berkhayal lagi seakan-akan aku menempatkan mahkota diatas kedua orang tuaku
dengan kedua tanganku ini. Aku berkhayal bahwa aku dapat membebaskan mereka
(dari siksa), kemudian akupun kembali pada diriku (untuk membebaskan diri
sendiri). Aku juga berkhayal mengenai berbagai kenikmatan yang allah
anugerahkan kepadaku.
Aku menulis semuanya, dan kugantungkan tulisan itu ditempat yang senantiasa
kurawat. Aku pun membawa halaman-halaman (mushaf al qur’an), dimana aku telah
bertekad untuk tidak sekalipun meninggalkannya; bahkan aku menjadikannyasebagai
teman setia dalam perjalanan ini.
Setelah itu, aku berwudhu lalu duduk dan membuka al qur’an. Aku berkata dengan
suara yang terdengar oleh diri sendiri, “sekarang, aku akan menguji kemampuan
akalku yang sebenarnya. Dan aku akan memulainya dengan bertawakkal kepada
Allah.” Itu kuucapkan seraya mengulang-ulang firman Allah Ta’ala:
'Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah
orang yang mengambil pelajaran?' (al Qomar:17)
Kemudian, kupasang alat pengingat untuk mengingatkanku bahwa aku akan hafal 1
lembar dalam 10 menit. Maka,akupun mulai menghafal halaman demi halaman. setiap
halaman, kuhafalkan seraya berdo’a kepada Allah agar dia berkenan
memantapkannya pada diriku. Doa yang kupanjatkan adalah “ wahai Rabbku,
kutitipkan padamu apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Maka, jagalah ia
untukku”.
Aku mulai menghafal pada waktu dhuha sampai zhuhur. Lalu, menghafal lagi sampai
jam 14.30 siang. Setelah itu, aku tidur sebentar dengan memasang alarm. Ketika
alarm berbunyi pada jam 3 sore, aku segera bangun untuk shalat ashar. Kemudian
, aku mulai menghafal sampai datangnya waktu maghrib, dan kulanjutkan hingga
menjelang isya’. Dari mulai menghafal sampai selesai, aku tidak
berpindah-pindah. Aku hanya duduk pada satu tempat, hingga tak terasa aku sudah
hafal 3 juz. Ya allah betapa mulianya Engkau dan betapa besarnya nikmat-Mu.
Akan tetapi, mengapa kami tak pernah mensyukuri nikmat ini?
Aku pun melanjutkan hafalanku sampai selesai menghafal 16 juz al qur’an dalam 6
hari, Alhamdulillah. Aku bingung, apakah akan kusempurnakan hafalanku menjadi
30 juz ataukah mengulang-ulang apa yang telah ku hafal, kawan-kawan baikku
menasehatiku agar aku menyempurnakannya dan tidak berhenti hanya pada juz 16.
Maka kusempurnakanlah hafalanku.
Aku yakin bahwa hafalanku tidak hilang hingga suamiku datang dan kembali
berkumpul dengan keluarga. Karena, aku telah menitipkannya pada Rabbku yang
Maha Mulia (agar Dia selalu menjaganya).
Subhanallah, tak terasa aku akan meninggalkan tempat dimana aku menghafal al
qur’an dan berkhalwat dengan Rabbku. Setelah itu, aku akan menuju kehidupan
yang melalaikan dan kehidupan fana, dimana semuanya sedang memfokuskan
perhatiannya pada beberapa pertanyaan,”kue dan manisan apa yang akan kami
persiapkan untuk hari ‘id kali ini?” pakaian apa yang akan kami pakai pada hari
‘id kali ini?” serta berbagai hal lainnya, sedang aku masih mengasingkan diri
untuk menghafal al qur’an.
Kemudian, aku kembali kepada mereka, sedang aku berharap dapat mengkhatamkan
hafalanku pada hari terakhir bulan ramadhan dan mendapat dua kebahagiaan. Namun
ketika uang kuharapkan belum terwujud, cobaan dan ujian dari Rabb semesta alam
datang padaku. Sehingga mencul pertanyaan, apakah aku akan melanjutkan
hafalanku atau justru menghentikannya? Dan Alhamdulillah, aku tidak berhenti
menghafal.
Mungkin kalian tak akan percaya bahwa suatu hari aku tidak dapat menghafal
kecuali hanya 2 halaman. Bukan karena tidak bias, tapi karena aku disibukkan
dengan musibah yang menimpku. Keempat anakku semuanya menderita demam tinggi,
hingga mereka tidak bias tidur sepanjang malam. Karena itulah, aku banyak
begadang malam untuk menemani mereka. Bahkan ketika aku merasa kepayahan sedang
anakku yang paling kecil terus menerus menangis; dan tidak ada seorang pun yang
membantu, aku pun jatuh sakit.
Alhamdulillah, walau sakit aku tak berhenti melanjutkan hafalan, dan terus
berusaha sampai Allah berkenan menyembuhkan anak-anakku yang sudah lama
terbaring sakit. Setelah mereka sembuh, aku bertawakkal kepada Allah dan
berkata pada diri sendiri,”Akan kukhatamkan 10 juz hafalan yang tersisa, dalam
waktu dekat.” Dan Alhamdulillah, sungguh Allah telah memberikan karunia-Nya
kepadaku hingga aku dapat menghafal dengan cepat.
Sekarang, akan kuceritakan kepada kalian momen-momen terindah dalam hidupku,
yaitu saat aku mengkhatamkan hafalan al qur’an.
Pada pagi hari itu, aku bermimpi indah. Mimpi itu menghembuskan kabar gembira
bahwa pada hari itu aku akan mengkhatamkan hafalan al qur’an. Serta merta, aku
pun teramat gembira. Karena, pada hari itu hafalanku yang tersisa hanya tinggal
3 juz.
Aku mulai menghafal. Dan tanpa sadar, aku menghafal dengan cepat. 1 halaman
dapat kuhafal dalam waktu 8 menit, bahkan kadang hanya 5 menit. Sehingga,
ketika waktu menunjukkan pukul 21.00 malam, aku masih tak tahu bahwa itulah
waktu yang telah kutunggu-tunggu. Itulah waktu pengkhataman hafalan.
Aku terus membaca, hingga tak kusadari bahwwa yang tersisa hanya tinggal
beberapa halaman. Tahukah kalian bagaimana aku menyadarinya? Sungguh, kalian
tak akan percaya. Aku merasakan sesuatu yang sangat aneh. Ini belum pernah
kurasakan sebelumnya. Perasaan ini bahkan tak bisa digambarkan, karena begitu
cepatnya menjalar ke seluruh tubuhku. Perasaan yang berupa ketenangan dan
ketentraman.
Demi Allah, seakan-akan diriku terbang karena ringannya tubuh. Aku jadi seperti
selembar bulu, karena saking ringannya. Aku merasa heran, hingga aku bertanya
pada diriku sendiri, “Rasa apakah ini?” jantungku mulai berdegup kencang,
seolah-olah ia berkata kepadaku, “ semoga keberkahan terlimpahkan atasmu.
Engkau telah khatam menghafal al qur’an. Al qur’an telah bersemayam didadamu.”
Tiba-tiba aku tersadar, ternyata aku sedang membaca akhir ayat dimana aku
mengkhatamkan al qur’an. Aku pun langsung menyungkurkan diri bersujud syukur di
tanah, sedang air mata kegembiraan jatuh menetes ke bumi. Aku lantas berlari
menemui suamiku, dan kukabarkan berita gembira ini padanya dengan penuh suka
cita.
Lalu, kutatap mushaf yang telah menemaniku sepanjang perjalanan menghafal ini.
Aku menangis sembari berkata, “ duhai mushafku yang tercinta… sungguh, aku
telah sampai pada momen-momen terindah dalam hidupku.” Kupeluk mushaf itu
dengan erat, dan berulang kali kuucapkan, “ Alhamdulillah, segala piji bagi
Allah, sesuai dengan kemuliaan wajah-Nya dan keagungan kuasa-Nya.
Alhamdulillah, aku telah khatam al qur’an sebelum ajal menjemputku.” Padahal
sebelumnya, aku takut jika aku mati sedangkan aku belum sempat menghafal al
qur’an dengan sempurna.
Berikutnya, perasaan yang tak bisa kugambarkan adalah tiba-tiba aku beranjak
kedepan computer. Lalu, kuputar CD berisi ucapan-ucapan takbir, yang kuimpikan
sepanjang masa hafalanku. Kemudian, aku dan suamiku mendengarkannya dan semua
merasa gembira.
Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang telah memuliakanku dengan menghafal
kitab-Mu. Duhai Rabbku, betapa mulianya Engkau. Kau telah menggantikan
kesendirianku dengan sahabat-sahabat terbaik yang menemaniku dalam kehidupanku
dan di kuburku nanti. Wahai Rabbku, ku berdoa pada-Mu saat hatiku terkoyak
lantaran kesendiriaan. Kemudian, Engkaumenggantinya dengan sesuatu yang lebih dari
apa yang kuangan-angankan dan kuharapkan. Betapa mulianya Engkau, wahai Rabb
yang maha pengasih, yang telah memberikan karunia berlimpah.
Untuk menutup halaman-halaman yang indah ini, aku sampaikan kepada kalian bahwa
aku adalah wanita, sebagiman wanita yang lainnya. Aku memiliki suami dan
anak-anak. Anak-anakku belajar di sekolah khusus dengan kurikulum pelajaran
yang sulit. Aku hafal al qur’an, tapi aku tak melalaikan tanggung jawabku
sebagai seorang ibu. Aku mendidik anak-anakku dan berusaha mengajari mereka
segala sesuatu. Bahkan tanggung jawabku yang paling utama adalah sebagai
seorang istri yang berusaha untuk mendapatkan keridhaan suami, tanpa mengurangi
haknya dan menunaikan kewajiban-kewajibanku secara sempurna.
Alhamdulillah, Allah tidak menjadikanku telat dalam menghafal al qur’an. Demi
Allah, janganlah sekalipun kalian beralasan atas tidak hafalnya kalian terhadap
al qur’an. Apalagi kalian adalah para gadis yang belum menikah dan belum
memikul tanggyng jawab.
Pertama dan terakhir kalinya adalah berprasangka baik pada Allah. Karena dengan
begitu, Allah akan berprasangka baik sesuai dengan persangkaan hambanya. Pada
awalnya, aku mengira bahwa surat al baqarah dan ali Imran sangat sulit untuk
dihafal; dan usaha itu akan memakan waktu yang lama. Dan Allah pun memberikanku
anugrah sesuai dengan apa yang kusangka, yakni menghafalnya selama 7 tahun. Itu
karena aku tidak berprasangka baik kepada Allah. Namun setelah itu, ketika aku
berpasrah diri pada Allah dan berprasangka baik terhadap-Nya, aku berujar pada
diri sendiri,”aku akan menghafal al qur’an secara keseluruhan dalam waktu
singkat.” Allah pun memuliakanku dengan menghafal kitab-Nya, bahkan
memudahkanku. Allah menunjuki jalan dan cara menghafal yang bermacam-macam,
yang tak pernah kumengerti dan kuketahui sebelumnya.
Wahai orang yang berkeinginan untuk menghafal al qur’an, bertawakkallah kepada
Allah ! bersungguh-sungguhlah dalam berusaha! Dan jujurlah pada dirimu,
bahwasanya engkau benar-benar ingin menghafal al qur’an! Serta, berprasangka baiklah
bahwa Allah akan memberikan taufik-Nya atas usahamu! Demi Allah, engkau akan
memperoleh apa yang kau inginkan dengan segera. Dan engkau akan menjadi bagian
dari penghafal kalam ilahi yang paling agung, yaitu kalam Rabb semesta alam.
Dia telah berfirman :
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا
الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ
فَهَلْ مِنْ
مُدَّكِرٍ (17)
Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah
orang yang mengambil pelajaran? (al Qomar:17)
Subhanallah, mereka yang mengenalku mengira bahwa aku selalu mengawasi
anak-anakku. tapi tanpa perlu kujelaskan dengan kata-kata, mereka akan
mengetahui hal yang sebenarnya.
Suatu hari, ketika aku sedang duduk, anakku yang belum genap berusia 2 tahun
mendekati meja yang di atasnya terdapat beberapa mushaf. Kemudian, ia membawa
mushaf yang biasa kugunakan untuk menghafal. Ia mengenali mushaf itu, dan
membawanya padaku. Setelah itu, ia menyerahkannya padaku sembari mengucapkan
beberapa patah kata, “bacalah wahai ibu, dalam waktu dekat ibu akan selesai
mengkhatamkannya.”
Subhanallah, pada hari itu tidak ada perhatiannya selain mencariku dan mencari
ayahnya. Jika mushaf tidak terdapat di tangan kami, maka ia berlari untuk
mengingatkan kami. Subhanallah.
Dikutip dari buku “menghafal Al-Qur’an dalam satu bulan” karya Ir.Amjad Qosim.